Kesehatan Holistik : Benarkah Gula Putih Merupakan Pupuk Bagi Kanker?

Kesehatan Holistik : Benarkah Gula Putih Merupakan Pupuk Bagi Kanker?Salah satu unsur untuk memperoleh kesehatan holistik adalah selalu memperhatikan pola makan sehari-hari. Pilihlah makanan sehat yang mencukupi gizinya dan menghindari makanan yang tidak bermanfaat apalagi berbahaya bagi tubuh Anda. Mengapa demikian? Dibawah ini penjelasannya.

Gen kita masih membawa sifat yang telah terbentuk beberapa ribu tahun yang lalu, ketika nenek moyang kita hidup sebagai pengembara dan pemburu. Sifat tersebut telah beradaptasi dengan lingkungan hidup dari nenek moyang kita, utamanya dengan sumber makanan, dan sejak saat itu sifat tersebut tidak banyak berubah. Sekarang ini, tubuh Anda masih berharap mendapat makanan yang menyerupai makanan yang dimakan oleh nenek moyang Anda ketika masih sebagai pengembara dan pemburu tersebut.

Makanan pada waktu itu terdiri dari yang paling utama adalah sayur-sayuran dan buah-buahan serta kadang-kadang daging atau telur binatang liar. Makanan tersebut seimbang dalam kandungan lemak esensialnya (omega-6 dan omega-3) dan sangat sedikit gula yang di konsumsi, dan bahkan tidak mengkonsumsi tepung biji-bijian. Pada waktu itu sumber gula bagi nenek moyang Anda hanyalah madu.

Saat ini, hasil survei makanan di negara Barat menunjukkan bahwa 56% dari kalori yang Anda makan berasal dari 3 sumber yang tidak ada ketika gen Anda dibentuk, yaitu:

1. Gula yang diputihkan atau dimurnikan – refined sugar (gula tebu, gula beet, sirup jagung dsb)

2. Tepung yang diputihkan – bleached flour (roti putih, pasta putih, dsb)

3. Minyak sayur-sayuran (minyak kedelai, minyak bunga matahari, minyak jagung, lemak trans margarine).

Ketiga sumber diatas semuanya tidak mengandung protein, vitamin, mineral, asam lemak omega-3 yang dibutuhkan oleh tubuh agar bisa berfungsi secara normal. Di lain pihak, sumber makanan tersebut secara langsung memasok bahan bakar bagi petumbuhan kanker.

Konsumsi gula murni meningkat pesat. Sementara gen Anda terbentuk dalam lingkungan saat orang mengkonsumsi paling banyak 2 kg madu tiap tahun, konsumsi gula meningkat menjadi 5 kg per tahun pada tahun 1830 dan pada akhir abad ke 20 mencapai 70 kg per tahun. Suatu jumlah yang sangat mengejutkan.

Otto Heinrich Waburg ahli biologi bangsa Jerman memenangkan hadiah Nobel di bidang kedokteran untuk temuannya tentang metabolisme tumor ganas yang utamanya bergantung kepada konsumsi glukosa. Glukosa merupakan bentuk gula dalam tubuh setelah diserap dari saluran pencernaan.

Ketika anda mengkonsumsi gula atau tepung putih – makanan yang mempunyai indeks glikemik tinggi (meningkatkan kadar glukosa secara cepat di dalam darah), tubuh dengan segera melepaskan hormon insulin agar glukosa tersebut masuk ke dalam sel. Pengeluaran insulin ini disertai dengan dilepaskannya molekul IGF (insulinelike growth factor – faktor pertumbuhan serupa insulin) yang perannya adalah merangsang pertumbuhan sel. Secara singkat, glukosa merupakan makanan bagi sel-sel jaringan dan membuatnya tumbuh lebih cepat. Insulin dan IGF juga mempunyai efek lain yang sama yaitu menyebabkan inflamasi / peradangan, merangsang pertumbuhan sel dan dapat bertindak sebagai pupuk bagi tumor.

Sekarang ini, telah diketahui bahwa puncak kadar insulin dan keberadaan IGF secara langsung tidak hanya merangsang pertumbuhan sel kanker saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan sel kanker untuk menginvasi jaringan yang ada di sekitarnya – jaringan tetangganya. Lebih jauh, setelah penyuntikan sel kanker payudara ke tubuh mencit, peneliti mengamati bahwa sel kanker kurang rentan terhadap kemoterapi ketika sistem insulin pada mencit tersebut dirangsang dengan keberadaan gula. Peneliti menyimpulkan bahwa diperlukan bentuk pengobatan baru untuk melawan kanker, yaitu obat-obatan yang dapat menurunkan puncak kadar insulin dan IGF dalam darah.

Tanpa menunggu dihasilkannya obat baru yang demikian itu, masing-masing dari Anda seharusnya mulai mengurangi konsumsi gula murni dan tepung putih. Telah diamati bahwa hanya dengan mengurangi konsumsi kedua bahan makanan tersebut, kadar insulin dan IGF dalam darah dengan cepat dapat diturunkan. Pengurangan tersebut mempunyai pengaruh sekunder seperti misalnya kulit yang lebih sehat.

Semua pustaka ilmiah menunjukkan ke arah yang sama: orang yang ingin melindungi dirinya dari kanker seyogyanya secara serius mengurangi konsumsi gula dan tepung putih. Itu dapat dilakukan dengan minum kopi / teh pahit tanpa gula dan mengurangi makanan penutup atau makanan camilan yang banyak mengandung gula dan sirup. Pilihan lainnya adalah dengan mengkonsumsi bahan alami pengganti gula yang tidak menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah atau insulin. Sebagai gantinya Anda harus banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Selain indeks glikemiknya rendah, bahan makanan tersebut ada yang mengandung fitokimia yang dapat melawan pertumbuhan kanker. (David Servan-Schreiber, M.D., PhD - Anti Kanker, Pola Hidup Mencegah Kanker)

Tinggalkan atau kurangi konsumsi gula putih dan tepung putih Anda agar terhindar dari kanker sejak saat ini dan agar Anda memperoleh kesehatan secara holistik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah mengunjungi blog saya, silakan tinggalkan komentar untuk kritik, saran dan masukan...