Sekarang kita akan membahas keterkaitan Stres dengan timbulnya penyakit pada tubuh agar pengetahuan dasar anda tentang Manajemen Stres dalam kesehatan holistik menjadi bertambah baik.
Dua ribu tahun yang lalu Galen, dokter bangsa Yunani telah mengamati bahwa orang yang menderita depresi mudah sekali terserang penyakit. Dr. Walter Hyle Washe – ahli bedah dan ahli kanker dari Inggris yang terkenal pada tahun 1846 menulis bahwa gangguan kejiwaan, ketidakberuntungan yang mendadak dan kebiasaan gundah gulana (kecemasan) merupakan penyebab paling kuat terjadinya penyakit dan kanker.
Dewasa ini, kita telah memahami dengan jauh lebih baik pengaruh stres terhadap perkembangan penyakit dan kanker. Kini telah diketahui bahwa stres menyebabkan dilepaskannya hormon yang dapat mengaktifkan “sistem darurat tubuh” – seperti misalnya respon inflamasi (peradangan) yang dapat mendorong pertumbuhan dan penyebaran tumor. Pada saat yang sama , stres dapat memperlambat semua fungsi yang dapat dikendalikan, misalnya sistem pencernaan , perbaikan jaringan dan sistem kekebalan tubuh.
Dalam 20 tahun terakhir, terbuka bidang ilmu baru yang secara eksplisit meneliti kaitan antara faktor psikologi dan aktifitas sistem kekebalan tubuh. Bidang ini disebut dengan Psikoneuroimunologi, bila dipisah maka ada tiga dimensi pendekatan: Psikologi, Neurologi dan Imunologi. Aspek psikologi merujuk kepada respon emosional terhadap pengalaman hidup yang sulit. Ketika orang merasa bahwa hidupnya tidak bisa lagi dikelola, atau lebih mengarah ke penderitaan dibandingkan kesukacitaan , maka respon neurologi terhadap stres tersebut adalah berupa dilepaskannya hormon stres seperti misalnya adrenalin dan kortisol. Hormon tersebut pada giliran berikutnya mengaktifkan sistem syaraf, meningkatkan denyut jantung, meningkatkan tekanan darah dan menegangkan otot-otot sehingga badan dipersiapkan untuk membuat suatu upaya atau berhenti bekerja. Respon neurologi ini umum disebut dengan “bertempur atau menyerah” (fight or flight response).
Sekarang telah diketahui bahwa pengaruhnya tidak hanya begitu saja tetapi lebih luas lagi. Senyawa kimia sama yang mengaktifkan reflek stres neurologi dan pencernaan juga berpengaruh pada sel kekebalan tubuh. Sel darah putih mempunyai reseptor pada permukaannya yang dapat mendeteksi adanya hormon stres dan bereaksi sesuai dengan fluktuasi konsentrasi hormon tersebut di dalam aliran darah. Sel tersebut memberikan respon dengan melepaskan sitokin (cytokine) dan kemokin (chemokine) penyebab peradangan. Sel pembunuh alami (sel NK- natural killer) dihadang oleh noradrenalin dan kortisol yang menyebabkan menjadi bersifat pasif melekat pada dinding pembuluh darah dan bukannya menyerang virus, bakteri atau sel bakal kanker.
Sel pembunuh alami NK merupakan sel yang sangat spesial dari sistem kekebalan tubuh. Seperti halnya semua sel darah putih, sel tersebut berpatroli ke seluruh tubuh secara terus menerus untuk mencari bakteri, virus atau sel kanker baru. Namun, sementara sel yang lain dari sistem kekebalan tubuh perlu sebelumnya terdedah (exposure) dengan agen penyakit agar dia bisa mengenal dan menyerangnya, sel NK ini tidak memerlukan pengenalan terlebih dahulu dengan antigen agar bisa di mobilisasi. Begitu dia mendeteksi adanya musuh dia langsung menyerangnya dan menyuntikkan perforin untuk melubangi dinding sel dan memasukkan granzyme ke dalam inti sel. Granzyme akan mengaktifkan mekanisme penghancuran sel sendiri secara terprogram, layaknya seperti perintah bagi sel penyerang untuk bunuh diri – perintah yang tidak ada pilihan lain kecuali dilaksanakan. Jika sel NK ini menjadi bersifat pasif dan tidak mau menyerang virus , bakteri atau sel bakal kanker maka penyakit dan kanker akan cepat berkembang biak di dalam tubuh Anda.
Tentu saja selain memperlemah sistem kekebalan tubuh, stres juga akan mengacaukan semua sistem di dalam tubuh yang seharusnya bekerja secara harmonis dan selaras sehingga penyakit yang timbul tidak hanya datang dari luar tetapi juga dari dalam diri sendiri – akibat ketidakselarasan diri.
(Anti kanker, Pola hidup mencegah kanker: David Servan – Schreiber, MD, PhD)
Dengan tulisan ini semoga pengetahuan Anda tentang kesehatan holistik semakin bertambah sehingga keyakinan bahwa tubuh ciptaan maha sempurna ini wajib dipahami dan dicintai agar selalu sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah mengunjungi blog saya, silakan tinggalkan komentar untuk kritik, saran dan masukan...